Bilangan 22

Bilangan 22 (disingkat Bil 22) adalah bagian dari Kitab Bilangan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Termasuk dalam kumpulan kitab Taurat yang disusun oleh Musa.[1][2]

Teks

  • Naskah sumber utama: Masoretik, Taurat Samaria, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
  • Pasal ini terdiri dari 41 ayat.
  • Berisi kisah Bileam, seorang pelihat, yang dipanggil oleh Balak, raja Moab untuk mengutuki bangsa Israel. Kisah ini bersambung ke pasal 23 dan 24.

Struktur

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini:

  • Bilangan 22:1 = Bangsa Israel pindah ke Sitim
  • Bilangan 22:2–20 = Balak memanggil Bileam
  • Bilangan 22:21–35 = Keledai Bileam dan Malaikat TUHAN
  • Bilangan 22:36–41 = Balak meminta Bileam untuk mengutuk Israel

Ayat 1

Kemudian berangkatlah orang Israel, dan berkemah di dataran Moab, di daerah seberang sungai Yordan dekat Yerikho. (TB)[3]

Tempat ini kemudian dikenal sebagai "Sitim" (Yosua 2:1, Bilangan 25:1) dan lokasi tepatnya yaitu di sebelah timur sungai Yordan, di dataran Moab, berseberangan dengan kota Yerikho, di padang gurun, di Araba-Yordan, di tentangan Suf, antara Paran dengan Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab;[4] sebelas hari perjalanan jauhnya dari Horeb sampai Kadesh-Barnea, melalui jalan pegunungan Seir.[5]

Ayat 5

Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku. (TB)[6]
  • "Bileam bin Beor": Bileam bukan orang Israel tetapi seorang tokoh peramal-imam yang terkenal di antara bangsa-bangsa. Balak mengira bahwa orang ini sanggup mengutuk orang lain (Bilangan 22:6) dengan mempengaruhi kehendak para dewa dan roh-roh melalui ilmu sihir, mantra-mantra, dan aneka manipulasi rahasianya (Bilangan 22:2–7; bandingkan Bilangan 24:1).
  • 1) Bileam mungkin pernah menjadi pengikut Allah yang benar (bd. Bil 22:18), tetapi kemudian meninggalkan imannya dan menjadi penenung (Bilangan 22:7; bandingkan Bil 31:16; Ul 23:4–5; 2Pet 2:15; Yud 1:11).
  • 2) Seperti semua nabi palsu, ia tidak sungguh-sungguh memperhatikan kehormatan Allah atau kekudusan umat Allah. Karena tidak dapat mengutuk umat Allah, Bileam mengajak mereka berbuat dosa dan kebejatan (Bil 25:1–6; 31:16; Wahy 2:14). Karena itu ia dibunuh (Bil 31:8; Bil 25:2).[7]

Ayat 6

[Balak mengirim pesan kepada Bileam:] "Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk." (TB)[8]

Bileam rupanya merupakan seorang nabi yang populer, dan juga seorang nabi Tuhan (Yehovah). Oleh karena itu Balak mengirimkan kepadanya "upah penenung" (ayat 7) dengan harapan bahwa talenta yang dimiliki nabi tersebut dapat dipakai secara berhasil guna terhadap Israel. Apakah Bileam ini seorang nabi sejati yang kemudian murtad ataukah dia seorang nabi palsu yang kemudian dikuasai oleh Allah tidak bisa diketahui dengan pasti. Pembahasan mengenai tokoh ini di tempat lain dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tetap bersifat merendahkannya (Bilangan 31:8, 16; Ulangan 23:5, 6; Yosua 13:22; Yosua 24:9; Nehehemia 13:2; 2 Petrus 2:13–15; Yudas 1:11; Wahyu 2:14). Sekalipun beberapa penulis telah mengemukakan alasan yang lemah bahwa dalam Mikha 6:5 Allah berbicara secara positif tentang Bileam, sesungguhnya di dalam ayat tersebut Allah hanya berbicara secara positif tentang berkat-Nya kepada Israel melalui seorang nabi yang tersesat dan sama sekali tidak berbicara apa-apa tentang watak Bileam. Di dalam Yosua 13:22 Bileam dinamakan juru tenung (haqqõsèm) dan praktik tenung merupakan kegiatan yang dianggap keji oleh Tuhan (Ulangan 18:10). Ada yang menyejajarkan nabi ini dengan Simon Magus (Kisah 8:13–24) seorang percaya yang bingung yang berusaha memadukan ilmu tenung dengan kuasa Roh Kudus. Dalam Bilangan 24:1 dikatakan bahwa Bileam biasanya berusaha memanfaatkan ilmu nujum (nehashim).[9]

Ayat 7

Lalu berangkatlah para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian dengan membawa di tangannya upah penenung; setelah mereka sampai kepada Bileam, disampaikanlah kepadanya pesan Balak. (TB)[10]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ Bilangan 22:1 - Sabda.org
  4. ^ Ulangan 1:1
  5. ^ Ulangan 1:2
  6. ^ Bilangan 22:5 - Sabda.org
  7. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  8. ^ Bilangan 22:6 - Sabda.org
  9. ^ Kyle M. Yates, Sr. TH.D., Ph.D.; Philip C. Johnson, Th.D.; dll. Tafsiran Alkitab Wycliffe.
  10. ^ Bilangan 22:7 - Sabda.org

Pranala luar

  • (Indonesia) Teks Bilangan 22 dari Alkitab SABDA
  • (Indonesia) Audio Bilangan 22
  • (Indonesia) Referensi silang Bilangan 22
  • (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Bilangan 22
  • (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Bilangan 22
  • iconPortal Kristen
  • Portal Yahudi
Tempat/Istilah
Tokoh
Sumber
Alkitab Ibrani • Septuaginta • Latin Vulgata •Versi Terjemahan Baru • Versi Wycliffe • Versi King James • Versi American Standard • Versi World English