Konvensi dōjinshi

Comic Frontier, sebuah konvensi dōjinshi yang diadakan di Jakarta, Indonesia.

Konvensi Dōjinshi adalah konvensi penggemar yang didedikasikan untuk penjualan dōjinshi, sebuah karya pribadi yang diterbitkan. Konvensi Dōjinshi yang biasanya disebut sebagai sokubaikai (即売会, secara harfiah "acara penampilan dan penjualan") atau ibento (イベント, dari bahasa inggris "event"). Ribuan konvensi Dōjinshi berlangsung di Jepang setiap tahun, tapi konvensi dōjinshi juga diadakan di negara negara Asia Timur lainnya, dan kadang-kadang di luar wilayah itu juga termasuk di Indonesia.

Ringkasan

Konvensi dōjinshi adalah salah satu yang paling penting saluran distribusi dōjinshi.[1] Sebagian besar berskala kecil kesempatan dengan mungkin beberapa ratus berpartisipasi lingkaran, tetapi yang lebih besar dapat menarik puluhan atau ratusan ribu peserta, membuat acara tersebut penting di Jepang. Comiket, yang terbesar dari semua konvensi dōjinshi, menarik 35,000 penjual dan lebih dari setengah juta individu penggunjung selama dua kali setahun.[2] Sebagian besar konvensi yang diselenggarakan oleh para amatir, dan fokus pada penjualan karya penggemar.

Berbagai jenis konvensi

Konvensi Dōjinshi terdiri dalam berbagai ukuran, di jadwal yang berbeda, dan dengan fokus yang berbeda. Ada yang diselenggarakan tahunan, dua tahunan, triwulanan, atau bahkan bulanan. Banyak konvensi besar adalah "semua genre" (オールジャンル, ooru janru) seperti Comiket.

Ada pula konvensi yang lebih kecil yang disebut "only events" (オンリーイベント, "onrii ibento", juga disebut "pasar hanya dōjinshi" オンリー同人誌即売会, onrii dōjinshi sokubaikai). Ini berarti bahwa mereka hanya memfokuskan pada satu karakter atau seri saja.

Cara kerjanya

Circles (lingkaran) selama Comic Frontier 11.

Beberapa bulan sebelum konvensi, panitia mulai menseleksi peserta secara daring dan melalui selebaran yang didistribusikan di konvensi lainnya dan di toko dōjin. Pamflet berisi informasi tentang berapa banyak ruang yang tersedia untuk lingkaran, berapa banyak cosplayer yang dapat mengajukan, dan sebagainya. Lingkaran dan cosplayer yang tertarik biasanya dapat mengajukan permohonan dengan mengisi formulir terlampir di pamflet, atau dengan menggunakan layanan aplikasi online seperti Circle.ms. Para pengunjung ke konvensi biasanya tidak perlu mendaftar, baik sebelum atau pada saat kedatangan di konvensi.

Kegiatan utama di konvensi adalah penjualan dōjinshi, meskipun beberapa konvensi mencakup cosplay dan kegiatan lain. Para partisipan duduk di barisan meja dengan karya-karya mereka ditampilkan di depan mereka. Mereka biasanya dikelompokkan oleh fandom dan kadang-kadang juga oleh pasangan dalam karya mereka, dan pengunjung bisa atau kadang-kadang membeli katalog atau flyer yang memuat informasi lokasi dari setiap peserta. Pengunjung bergerak di antara baris-baris meja, melihat dōjinshi yang menarik mata mereka, dan membeli dengan membayar dalam bentuk tunai.

Contoh

Beberapa konvensi Dōjinshi meliputi:

  • Comiket
  • COMITIA
  • Niigata Comic Market
  • Comic City
  • Comic Frontier

Dalam budaya populer

  • Manga dan anime Genshiken memiliki beberapa adegan karakter mengambil bagian dalam konvensi dōjinshi.
  • Manga dan anime Dōjin Work memiliki beberapa adegan karakter mengambil bagian dalam konvensi dōjinshi.
  • Konvensi dōjinshi yang dirujuk dalam manga Denkigai no Honya-san.

Referensi

  1. ^ Leavitt, Alex; Horbinski, Andrea (2012). "Even a Monkey Can Understand Fan Activism: Political Speech, Artistic Expression, and a Public of the Japanese Dojin Community". Transformative Works and Cultures. doi:10.3983/twc.2012.0321. 
  2. ^ Comiket. 2012.

Bacaan lebih lanjut

  • Ito, Mizuko, Daisuke Okabe, dan Izumi Tsuji, eds. 2012. Fandom Unbound: Otaku Culture in a Connected World. Yale University Press.
  • Lam, Fan-Yi (2010). "Comic Market: How the World's Biggest Amateur Comic Fair Shaped Japanese Dōjinshi Culture". Mechademia. 5: 232–48. 
  • Leavitt, Alex; Horbinski, Andrea (2012). "Even a Monkey Can Understand Fan Activism: Political Speech, Artistic Expression, and a Public of the Japanese Dojin Community". Transformative Works and Cultures. doi:10.3983/twc.2012.0321.