Mochamad Jasin
1970 – 1973
Letjen TNI Umar Wirahadikusumah
Letjen TNI Sayidiman Suryohadiprojo
1967 – 1970
Brigjen TNI Soemitro
Brigjen TNI Wahono
10 September 1960 – 1 Oktober 1963
Kolonel Inf Syamaun Gaharu
Kolonel Inf Nyak Adam Kamil
Sabang, Pulau Weh, Aceh, Hindia Belanda
Jakarta
- Wakil KSAD
- Pangdam VIII Brawijaya
- Pangdam I/Iskandar Muda
- Penanda tangan Petisi 50
- Inisiator Operasi Trisula
Letjen TNI (Purn.) Mochamad Jasin (22 Juli 1921 – 7 April 2013) adalah seorang tokoh militer Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ABRI pada tahun 1970-an.[1]
Sebelumnya, Mochamad Jasin menjabat sebagai Panglima Daerah Militer (Pangdam) VIII/Brawijaya dari tahun 1967-1970. Sewaktu menjabat Pangdam I/Iskandar Muda di Aceh pada tahun 1960-1963, Jasin berperanan besar dalam menciptakan perdamaian antara Pemerintah RI dengan DI/TII di bawah pimpinan Teungku Daud Beureu'eh.[1]
Riwayat
Kehidupan pribadi
Mochamad Jasin lahir di Sabang, Pulau Weh, Aceh, dari seorang ibu yang berdarah Minangkabau dan ayah, Mochamad Iyas yang berdarah Jawa. Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Siti Abesanti tahun 1945. Jenderal Jasin tutup usia pada 7 April 2013 pada umur 91 tahun, dan dimakamkan di pemakaman Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Pendidikan
- Taman Siswa, Sabang
- Taman Dewasa, Medan (1939)
- Taman Siswa Ki Hajar Dewantara - Taman Guru B2 Wirogunan, Yogyakarta (1940)
- Defense General Staff College Wellington, India (1958)
Karier
- Militer
- PETA - Perwira Staf Daidan I Madiun (1944)
- Ajudan Komandan Resimen 31 BKR Madiun (1945)
- Komandan Batalion 40 Madiun (1947)[2]
- Komandan Brigade V Kediri (1951)
- Kepala Staf Resimen 17 Surabaya (1951)
- Kepala Staf Resimen Infanteri 16 Jember (1951)
- Kepala Departemen Penjerangan SSKAD (1953)
- Kepala Departemen Lapis Badja SSKAD (1959)
- Pangdam I/Iskandar Muda (1960-1963)
- Atase Militer RI di Moskow (1965)
- Pangdam VIII/Brawijaya (1967-1970)
- Wakil KSAD (1970)
- Sipil
- Rektor Universitas Syah Kuala, Aceh (1962)
- Sekjen Departemen PUTL Diarsipkan 2020-10-19 di Wayback Machine. (1973-1975)
- Direksi dan Komisaris di sejumlah PT (1974)
- Private Consultant (1975-1985)
Tanda Jasa
Baris ke-1 | Bintang Dharma | Bintang Gerilya | Bintang Yudha Dharma Pratama |
---|---|---|---|
Baris ke-2 | Bintang Kartika Eka Paksi Pratama | Bintang Jalasena Pratama | Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama |
Baris ke-3 | Bintang Bhayangkara Pratama | Bintang Kartika Eka Paksi Nararya | Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia |
Baris ke-4 | Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun | Satyalancana Perang Kemerdekaan I | Satyalancana Perang Kemerdekaan II |
Baris ke-5 | Satyalancana G.O.M I | Satyalancana G.O.M VII | Satyalancana Satya Dharma |
Baris ke-6 | Satyalancana Dwidya Sistha | Satyalancana Penegak | Knight Commander of the Most Exalted Order of the White Elephant (K.C.E.) - Thailand |
Petisi 50
Jenderal Jasin dikenal sebagai jenderal yang jujur, sederhana, berpendirian sangat kukuh dan disiplin. Bersama beberapa orang tokoh, seperti Mohammad Natsir, Sjafruddin Prawiranegara, Manai Sophiaan, Ali Sadikin, Hoegeng Imam Santoso, Mohammad Nazir, A.H. Nasution, Kasman Singodimedjo, A.M. Fatwa, Burhanuddin Harahap, S.K. Trimurti, Azis Saleh dan beberapa orang tokoh lainnya, ia menandatangani dokumen yang berisi kritik terhadap Presiden Soeharto yang dianggap telah menyalahgunakan kekuasaannya sebagai presiden. Dokumen atau petisi yang ditandangani di Jakarta pada tanggal 5 Mei 1980 itu kemudian dikenal sebagai Petisi 50. Sebagai salah seorang anggota Petisi 50, ia dikenal paling vokal dalam mengkritik kebijakan Soeharto pada masa Orde Baru yang dianggapnya telah banyak menyimpang. Meskipun hubungan keduanya sebenarnya dekat, tetapi Jenderal Jasin tetap kritis.[3]
Perjuangannya di dalam Petisi 50 tidak pernah padam, walaupun teman-teman seperjuangan dalam gerakan tersebut mengalami tekanan dari pemerintah. Hingga akhir Orde Baru, M Jasin tetap berpegang teguh pada pendiriannya.[4]
Referensi
- ^ a b Hendriwinoto, Nurinwa Ki S. (1998). M. Jasin : Saya tidak pernah minta ampun kepada Soeharto. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. hlm. 40. ISBN 979-416-581-6. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^ Isnaeni, Hendri F (15 Mei 2020). "Berlindung di dalam Sarung". Historia.
- ^ "6 Jenderal berani tantang kediktatoran Soeharto" Merdeka.com, 21 Maret 2013. Diakses 8 Mei 2013.
- ^ "Q Channel Impact TV - Letjen (Purn) M Jasin". Youtube.com. 25 September 2007.