Orang Proto-Indo-Eropa

Orang Proto-Indo-Eropa adalah kelompok etnolinguistik prasejarah hipotetis di Eurasia yang menuturkan bahasa Proto-Indo-Eropa (PIE), leluhur bersama rumpun bahasa Indo-Eropa yang telah direkonstruksi.

Pengetahuan mengenai mereka terutama berasal dari rekonstruksi bahasa tersebut, bersama dengan bukti material dari arkeologi dan arkeogenetika. Orang Proto-Indo-Eropa kemungkinan hidup selama periode Neolitikum Akhir (6.400–3.500 SM). Para ahli arus utama memperkirakan mereka berada di stepa Pontik–Kaspia di Eurasia (stepa ini membentang dari Bulgaria timur laut dan Rumania tenggara, melintasi Moldova, dan Ukraina selatan dan timur, melintasi Kaukasus Utara di Rusia selatan, dan sampai ke daerah Volga Hilir di Kazakhstan barat, bersebelahan dengan stepa Kazakh di timur, keduanya bersama-sama membentuk bagian dari Stepa Eurasia yang berukuran lebih besar).[1] Beberapa arkeolog akan memperluas kedalaman waktu PIE ke periode Neolitikum Pertengahan (5500 hingga 4500 SM) atau bahkan periode periode Neolitikum Awal (7500 hingga 5500 SM) dan menawarkan hipotesis asal-usul alternatif.

Pada awal milenium kedua SM, keturunan orang Proto-Indo-Eropa telah tersebar jauh dan luas di Eurasia, antara lain Anatolia (orang Het), Laut Aegea (leluhur linguistik di Yunani Mikenai), Eropa utara (budaya Corded Ware), tepian-tepian Asia Tengah (budaya Yamnaya), dan Siberia selatan (budaya Afanasievo).[2]

Definisi

Ahli filologi Martin L. West mengatakan, "Kalau ada bahasa Indo-Eropa, seharusnya ada suatu kelompok manusia yang menuturkannya: bukan kelompok manusia dalam pengertian sebuah bangsa, karena kemungkinan mereka tidak pernah membentuk kesatuan politik, dan bukan kelompok manusia dalam pengertian ras, karena kemungkinan mereka sama bercampurnya secara genetik seperti populasi modern manapun yang didefinisikan berdasarkan bahasa. Kalau bahasa kita adalah turunan dari bahasa mereka, itu tidak menjadikan mereka 'leluhur kita', tidak melebihi orang Romawi kuno yang merupakan leluhur dari orang Prancis, Rumania, dan Brasil. Orang Indo-Eropa adalah kelompok manusia dalam pengertian komunitas bahasa. Kita mungkin harus menganggap mereka sebuah jaringan klan dan puak yang luas, menghuni wilayah yang koheren dengan ukuran terbatas."[3]

Sementara 'orang Proto-Indo-Eropa' digunakan dalam kepakaran untuk menyebut kelompok penutur yang terkait dengan proto-bahasa dan budaya yang telah direkonstruksi, istilah 'orang Indo-Eropa' dapat merujuk pada semua kelompok manusia historis yang menuturkan suatu bahasa Indo-Eropa.[4]

Budaya

Menggunakan rekonstruksi bahasa dari bahasa-bahasa Indo-Eropa kuno seperti Latin dan Sanskerta, disimpulkan fitur-fitur hipotetis bahasa Proto-Indo-Eropa. Dengan asumsi bahwa fitur-fitur linguistik ini mencerminkan budaya dan lingkungan orang Proto-Indo-Eropa, berikut adalah ciri-ciri kebudayaan dan lingkungan yang banyak diusulkan:

  • pastoralisme, mencakup sapi, kuda, dan anjing yang didomestikasi[5]
  • pertanian dan budidaya biji-bijian (serealia), mencakup teknologi yang umumnya dikaitkan dengan komunitas pertanian Neolitikum Akhir, misalnya bajak[6]
  • transportasi melalui atau melintasi perairan[5]
  • roda yang kokoh,[7][5] yang digunakan untuk wagon, tetapi belum ada kereta perang dengan kerangka roda[8]
  • menyembah dewa langit,[6] *Dyḗus Ph2tḗr (har. "bapak langit"; > bahasa Sanskerta Weda Dyáuṣ Pitṛ́, bahasa Yunani Kuno Ζεύς (πατήρ) / Zeus (patēr)), vokatif *dyeu ph2ter (> bahasa Latin Iūpiter, bahasa Iliria Deipaturos)[note 1][9]
  • puisi pahlawan lisan atau lirik lagu yang menggunakan frasa umum seperti ketenaran yang tak pernah usai (*ḱléwos ń̥dʰgʷʰitom)[10] dan roda matahari (*sh₂uens kʷekʷlos).[11]
  • sistem kekerabatan patrilineal berdasarkan hubungan antara laki-laki[note 2]

Analisis filogenetik tahun 2016 terkait cerita rakyat Indo-Eropa menunjukkan bahwa satu cerita rakyat, Pandai Besi dan Iblis, dapat direkonstruksi ke periode Proto-Indo-Eropa. Cerita ini, ditemukan dalam cerita rakyat Indo-Eropa kontemporer dari Skandinavia hingga ke India, menceritakan seorang pandai besi yang menjual jiwanya kepada makhluk jahat (umumnya iblis dalam versi dongeng modern) sebagai gantinya mempunyai kemampuan untuk mengelas semua jenis material bersama-sama. Sang pandai besi kemudian menggunakan kemampuan baru itu untuk merekatkan iblis ke benda yang tak bisa dipindahkan (seringkali pohon), sehingga ia tidak mendapat kerugian dari penawaran itu. Menurut para penulis, rekonstruksi cerita rakyat ini ke PIE mengimplikasikan bahwa orang Proto-Indo-Eropa memiliki metalurgi, yang pada gilirannya "memberikan konteks yang masuk akal untuk evolusi budaya cerita dongeng tentang seorang pandai besi licik yang mencapai tingkat penguasaan dalam keahliannya melebihi manusia biasa".[12]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Anthony, David W. (26 July 2010). The horse, the wheel, and language: how Bronze-Age riders from the Eurasian steppes shaped the modern world. Princeton, N.J. ISBN 9781400831104. OCLC 496275617. 
  2. ^ Mallory, J. P.; Adams, Douglas Q. (1997). Encyclopedia of Indo-European culture. Taylor & Francis. hlm. 4 and 6 (Afanasevo), 13 and 16 (Anatolia), 243 (Greece), 127–128 (Corded Ware), and 653 (Yamna). ISBN 978-1-884964-98-5. Diakses tanggal 24 March 2012. 
  3. ^ West, Martin L. (2007). Indo-European Poetry and Myth. Oxford University Press. hlm. 2. ISBN 978-0-19-928075-9. 
  4. ^ Huld, Martin E. (2010), "Indo-Europeans", The Oxford Encyclopedia of Ancient Greece and Rome, Oxford University Press, doi:10.1093/acref/9780195170726.001.0001, ISBN 978-0-19-517072-6 
  5. ^ a b c d e Watkins 2000.
  6. ^ a b The Oxford Companion to Archaeology – Edited by Brian M. Fagan, Oxford University Press, 1996, ISBN 0-19-507618-4, p 347 – J.P. Mallory
  7. ^ Hans J.J.G. Holm: The Earliest Wheel Finds, Their Archeology and Indo-European Terminology in Time and Space, and Early Migrations around the Caucasus. Archaeolingua Alapítvány, Budapest, 2019, ISBN 978-615-5766-30-5
  8. ^ The Oxford introduction to Proto-Indo-European and the Proto-Indo-European world – J. P. Mallory, Douglas Q. Adams, Oxford University Press, 2006, ISBN 0-19-929668-5, p. 249
  9. ^ Barfield, Owen (1967). History in English Words. SteinerBooks. hlm. 89. ISBN 9780940262119. 
  10. ^ Watkins, Calvert (1995-11-16). How to Kill a Dragon: Aspects of Indo-European Poetics. Oxford University Press. hlm. 173. ISBN 978-0-19-802471-2. 
  11. ^ Beekes, Robert S. P. (2011). Comparative Indo-European Linguistics: An Introduction. John Benjamins Publishing. hlm. 42. ISBN 978-90-272-1185-9. 
  12. ^ da Silva, Sara Graça; Tehrani, Jamshid J. (2016). "Comparative phylogenetic analyses uncover the ancient roots of Indo-European folktales". Royal Society Open Science. 3 (1): 150645. Bibcode:2016RSOS....350645D. doi:10.1098/rsos.150645. PMC 4736946 alt=Dapat diakses gratis. PMID 26909191. 

Pranala luar

  • Media tentang Proto-Indo-Europeans di Wikimedia Commons
  • Encyclopedia of Indo-European Culture (1997)
  • Indo-European Roots Index di Wayback Machine (diarsipkan tanggal 22 January 2009) from The American Heritage Dictionary
  • Kurgan culture
  • Beckwith, Christopher I. (2013). "The Actual Achievements of Early Indo-Europeans, in Accurate Historical Context (2013)". Beckwith, Christopher I. University of California. 4. doi:10.21237/C7clio4119062 alt=Dapat diakses gratis.  Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Genetika
  • Ancient DNA and the Indo-European Question
  • R1a and R1b as markers of the Proto-Indo-European expansion: a review of ancient DNA evidence Diarsipkan 8 February 2017 di Wayback Machine.


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/> yang berkaitan