Sthavira nikāya

Bagian dari seri tentang
Buddhisme Awal
Teks Buddhis
Sidang Buddhis
  • Pertama
  • Kedua
  • Ketiga
  • Keempat
Buddhisme Awal
  • l
  • b
  • s
Bagian dari seri tentang
Buddhisme
Aliran Buddhis awal
Aliran kontemporer
Sinkretisme dan gerakan baru

(Mungkin tak dianggap aliran)

Theravāda
Mahāyāna-Vajrayāna
Kitab daring
  • SuttaCentral
  • Chaṭṭha Saṅgāyana Tipiṭaka
  • dhammatalks.org
  • 84000
  • NTI Reader - Taishō
  •  Portal Buddhisme
  • l
  • b
  • s
Bagian dari seri tentang
Buddhisme Theravāda
Dharmachakra
Sejarah
Thailand, Laos, Kamboja
Myanmar
  • Thudhamma
  • Shwegyin
  • Mahādvāra
  • Mūladvāra
  • Veḷuvana
  • Anaukchaung-dvāra
  • Hngettwin
  • Gaṇavimutti
  • Dhammayuttika
Sri Lanka
  • Siam
  • Amarapura–Rāmañña
Bangladesh
  • Saṅgharāja
  • Mahāsthabir
  • l
  • b
  • s

Sthavira nikāya (Sanskerta: "Aliran Para Sesepuh"; Hanzi Tradisional: 上座部; Pinyin: Shàngzuò Bù), dikenal juga sebagai Sthaviravāda, adalah salah satu dari aliran-aliran Buddhis awal. Mereka memisahkan diri dari mayoritas Mahāsāṃghika pada saat Sidang Buddhis Kedua.[1]

Pandangan keilmuan

Asal

Śāriputraparipṛcchā Mahāsāṃghika, sebuah teks yang ditulis untuk memberikan alasan penyimpangan aliran ini dari aturan kedisiplinan dari para biksu senior, menegaskan bahwa sidang tersebut berlangsung di Pāṭaliputra mengenai persoalan vinaya, dan ia menjelaskan bahwa perpecahan terjadi karena mayoritas (Mahāsaṃgha) menolak untuk menerima penambahan peraturan Vinaya oleh minoritas (Sthavira).[2] Mahāsāṃghika, oleh karena itu melihat Sthavira sebagai sebuah kelompok yang memisahkan diri yang mencoba untuk mengubah Vinaya asli.[3]

Para akademisi umumnya setuju bahwa masalah perselisihan itu memang masalah vinaya, dan telah mencatat bahwa laporan Mahāsāṃghika ini didukung oleh teks-teks vinaya itu sendiri, karena vinaya-vinaya yang terkait dengan Sthavira berisi aturan-aturan yang lebih banyak daripada aturan dalam Vinaya Mahāsāṃghika.[2] Oleh karena itu, pengetahuan modern umumnya setuju bahwa Vinaya Mahāsāṃghika merupakan yang tertua.[2] Menurut Skilton, para akademisi masa depan mungkin menentukan bahwa sebuah studi mengenai aliran Mahāsāṃghika akan memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik mengenai Dhamma-Vinaya awal daripada aliran Theravada.[3]

Bahasa

Sejarawan Tibet Buton Rinchen Drub (1290-1364) menulis bahwa Mahāsāṃghika menggunakan bahasa Prakerta, Sarvāstivādin menggunakan bahasa Sanskerta, Sthavira menggunakan bahasa Paiśācī, dan Saṃmitīya menggunakan bahasa Apabhraṃśa.[4]

Warisan

Sthavira kemudian terbagi menjadi aliran-aliran lain seperti:

Cabang Vibhajyavāda memunculkan sejumlah aliran seperti:[5]

Hubungan dengan Theravada

Catatan keilmuan

Aliran Theravāda di Sri Lanka dan Asia Tenggara telah mengidentifikasi dirinya secara eksklusif dengan Sthavira, karena kata thera dalam bahasa Pali setara dengan sthavira dalam bahasa Sanskerta.[6] Hal Ini telah menyebabkan para sejarawan Barat awal mengasumsikan bahwa kedua aliran ini identik.[6] Namun, hal ini tidak benar, dan pada masa Asoka, aliran Sthavira telah pecah menjadi aliran-aliran Sammitīya Pudgalavāda, Sarvāstivāda, dan Vibhajyavāda.[6]

Aliran Vibhajyavāda diyakini telah pecah menjadi aliran-aliran lainnya juga, seperti aliran Mahīśāsaka dan leluhur dari aliran Theravāda.[6] Menurut Damien Keown, tidak ada bukti sejarah bahwa aliran Theravāda muncul sampai sekitar dua abad setelah Perpecahan Besar yang terjadi pada Sidang Ketiga.[7]

Lihat juga

  • iconPortal Agama Buddha

Referensi

Kutipan
  1. ^ Harvey, Peter (2013). An Introduction to Buddhism: Teachings, History and Practices (2nd ed.). Cambridge, UK: Cambridge University Press. pg. 89-90.
  2. ^ a b c Skilton 2004, hlm. 48.
  3. ^ a b Skilton 2004, hlm. 64.
  4. ^ Yao 2012, hlm. 9.
  5. ^ Sujato 2006, hlm. 61.
  6. ^ a b c d Skilton 2004, hlm. 66-67.
  7. ^ Keown 2003, hlm. 279-280.
Bibliografi
  • Hirakawa, Akira; Groner, Paul (1998), A History of Indian Buddhism: From Śākyamuni to Early Mahāyāna, Motilal Banarsidass, ISBN 9788120809550 
  • Dutt, Nalinaksha (2007), Buddhist Sects in India, Motilal Banarsidass, ISBN 978-8120804289 
  • Keown, Damien (2003), A Dictionary of Buddhism, Oxford University Press, ISBN 978-0198605607 
  • Morgan, Diane (2010), Essential Buddhism: A Comprehensive Guide to Belief and Practice, Praeger, ISBN 978-0313384523 
  • Skilton, Andrew (2004), A Concise History of Buddhism, Windhorse Publications, ISBN 978-0904766929 
  • Sujato, Bhikkhu (2006), Sects & Sectarianism: The Origins of Buddhist Schools, Santi Forest Monastery, diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-17, diakses tanggal 2018-12-22 
  • Williams, Paul (2004), Buddhism: Critical Concepts in Religious Studies, vol. 2., Routledge, ISBN 978-0415332262 
  • Yao, Zhihua (2012), The Buddhist Theory of Self-Cognition, Routledge, ISBN 978-0415544382 

Pranala luar

  • Sects & Sectarianism: The Origins of Buddhist Schools, Santi Forest Monastery, 2006[pranala nonaktif permanen] by Bhikkhu Sujato
  • l
  • b
  • s
   Garis Besar - Buddhisme   
Sejarah
Benua
Populasi signifikan
Aliran Buddhis awal
Aliran kontemporer
Sinkretisme dan gerakan baru
(Mungkin tak dianggap aliran)
Theravāda
Mahāyāna-Vajrayāna
Kitab daring
  • SuttaCentral
  • Chaṭṭha Saṅgāyana Tipiṭaka
  • dhammatalks.org
  • 84000
  • NTI Reader - Taishō
Buddha penting sebelumnya
Buddha saat ini dan keluarga
Buddha selanjutnya
Mahāyāna-Vajrayāna
Dasar
Teori
Praktik
Jenis pengikut
4 tingkat kesucian
  • Hari Raya
  • Peringatan


Pengawasan otoritas: Perpustakaan nasional Sunting ini di Wikidata
  • Jepang