Republik Tiongkok pada Taiwan

Taiwan
Artikel ini adalah bagian dari seri
Politik dan Ketatanegaraan
Taiwan
Pemerintahan
  • Konstitusi (Pasal Tambahan)
  • Kebebasan beragama (Pasal 13)

  • Hukum
  • Perpajakan
Kepresidenan
  • Presiden Republik Tiongkok
  • Tsai Ing-wen (PPD)
  • Lai Ching-te (PPD)

  • Kantor Kepresidenan
  • Dewan Keamanan Nasional
Eksekutif
  • Su Tseng-chang (PPD)
  • Wakil Perdana Menteri Republik Tiongkok
  • Shen Jong-chin (PPD)

  • Yuan Eksekutif
  • Kabinet
Legislatif
  • Yuan Legislatif
  • Ketua Yu Shyi-kun (PPD)
  • Wakil Ketua Tsai Chi-chang (PPD)

Majelis Nasional (kosong)
Yuan Pengawas (kosong)
Yudisial
  • Yuan Yudisial
  • Ketua Mahkamah Agung Hsu Tzong-li

  • Mahkamah Agung
  • Pengadilan Tinggi
  • Pengadilan Negeri
Lembaga lainnya
  • Yuan Ujian
  • Ketua Huang Jong-tsun

  • Yuan Pengawas

  • Bupati dan Wali Kota
Pemilu
  • Komisi Pemilihan Umum Pusat

  • Pemilihan Presiden
  • Pemilihan Legislatif
  • Pemilu daerah
  • Referendum
Partai politik
  • Terwakili secara nasional

  • Lainnya
 Portal Taiwan
  • Negara lainnya
  • Atlas
  • l
  • b
  • s

Republik Tiongkok pada Taiwan adalah istilah politik sekaligus topik tentang status Republik Tiongkok yang saat ini hanya menguasai Taiwan dan beberapa kepulauan lainnya. Diusulkan oleh mantan presiden Republik Tiongkok yang bernama Lee Teng-hui, Presiden Asli Taiwan pertama (lahir di Pulau Taiwan). Selama masa kepresidenannya pada tahun 1995, Lee mengunjungi almamaternya Universitas Cornell dan menyebutkan istilah ini untuk pertama kalinya ketika menyampaikan Kuliah Olin.[1]

Istilah ini adalah salah satu dari beberapa status dan istilah tentang Republik Tiongkok, tetapi bukan tentang kemerdekaan Taiwan. Istilah ini kemudian dimasukkan dalam Teori Empat Tahap Republik Tiongkok sebagai tahap ketiga dari 1988 hingga 2000 oleh penerus Presiden Lee yang bernama Chen Shui-bian.[2][3][4]

Latar Belakang

Sebelum Lee Teng-hui menciptakan istilah ini, para pejabat Republik Tiongkok selalu menggunakan nama resmi negara "Republik Tiongkok" tanpa embel-embel Taiwan. Karena itu, istilah ini dianggap sebagai terobosan.[5]

Mengenai asal usul istilah, Lee menjelaskan pada tahun 2005 selama kuliah di Institut Lee Teng-Hui [zh], bahwa setelah Perang Dunia II, pasukan Chiang Kai-shek untuk sementara waktu menduduki Pulau Taiwan bawah arahan Panglima Tertinggi Kekuatan Sekutu Douglas MacArthur, dan karena Perjanjian San Francisco dan Perjanjian Taipei berakhir. Setelah itu tidak secara eksplisit menentukan Jepang melepaskan kedaulatan Taiwan kepada pihak siapa, sehingga status hukum Pulau Taiwan tidak jelas, dan itulah sebabnya ia menciptakan istilah "Republik Tiongkok pada Taiwan".[6][7]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ 國家定位 李前總統︰ROC在台灣, TVBS, 2003-12/-21
  2. ^ Mainland Policy and Work - August 2, 2005, Mainland Affairs Council, 2005
  3. ^ Chen says name variance is simply an expedient, Taipei Times, 2005-08-03
  4. ^ Chen urges unity to deal with China, Taipei Times, 2005-08-3
  5. ^ 國家定位 李前總統︰ROC在台灣, TVBS, 2003-12-21
  6. ^ 陳永昌 (July 4, 2005). 李登輝:台灣要獨立 應與美國談法定地位. Central News Agency (dalam bahasa Tionghoa). Taipei. Diakses tanggal June 13, 2016. 
  7. ^ 李欣芳 (July 5, 2005). 李登輝:台灣要獨立 應跟美談法定地位. Liberty Times (dalam bahasa Tionghoa). Taipei. Diakses tanggal July 11, 2016. 
  • l
  • b
  • s
Peserta
Organisasi
Tokoh
Peristiwa
  • Perjanjian Shimonoseki (1895)
  • Restorasi Taiwan (1945)
  • Insiden 228 (1947)
  • Perang Saudara Tiongkok (1946–1950)
  • Krisis Selat Pertama (1954–1955)
  • Krisis Selat Kedua (1958)
  • RRC menjadi anggota PBB (1971)
  • Krisis Selat Ketiga (1995–1996)
  • UU anti pemisahan (2005)
  • Kunjungan Pan-biru ke Daratan (2005)
  • Peristiwa Braga
Konsep
Terkait