Mahkota Sultan Siak Sri Indrapura
Mahkota Sultan Siak Inderapura merupakan mahkota yang dikenakan oleh raja yang bertahta dari Kesultanan Siak Sri Inderapura yang berada di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Mahkota Sultan Siak Sria Inderapura ini terbuat dari emas dengan bertahtakan berlian dan rubi dengan diameter 33 cm, tinggi 27 cm, dan berat mencapai 1, 803,3 g. Mahkota emas ini berhiaskan uliran berbentu bunga teratai dengan taburan batu merah delima dan intan. Mahkota ini berhiaskan motif suluran dan bunga yang begitu raya. Di bagian kening mahkota terdapat inskripsi dengan bahasa arab yang berarti 'mahkota emas'. Inskripsi tersebut dibuat dengan emas tipis yang menyerupai kawat.[1]
Mahkota emas milik kesultanan ini diserahkan kepada Negara Republik Indonesia oleh Sultan Syarif Kasim II (1915-1949) yang juga merupakan sultan terakhir dari Kesultanan Siak. Penyerahan ini menandai pengakuan Kesultanan Siak akan kedaulatan Negera Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi tanda bahwa Kesultanan ini akan lebur menjadi bagian negara Indonesia.
Saat ini mahkota emas Sultan Siak Sri Inderapura ini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Benda ini telah resmi ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya dan memiliki peringkat sebagai BCB tingkat Nasional. Peringkat ini menandakan nilai penting dari benda ini unggul dalam aspek estetika dan historis yang mewakili nilai penting budaya Indonesia.
Referensi
- ^ "Mahkota Sultan Siak Sri Indrapura Koleksi Museum Nasional Nomor Inventaris E26". Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya. Direktorat Cagar Budaya dan Permuseuman. 2016. Diakses tanggal 9 Maret 2019. [pranala nonaktif permanen]
- l
- b
- s
- Arca Bhairawa
- Arca Buddha Dipangkara
- Arca Durga Mahisasuramardhini
- Arca Harihara
- Arca Prajnyaparamita
- Bendera Pusaka
- Biola WR Supratman
- Bokor emas cerita Ramayana
- Mahkota Sultan Siak
- Kakawin Nagarakretagama
- Lukisan Penangkapan Diponegoro
- Lukisan Pengantin Revolusi
- Lukisan Prambanan/Seko
- Naskah Proklamasi
- Prasasti Ciaruteun
- Prasasti Cidanghiang
- Prasasti Jambu
- Prasasti Kebonkopi I
- Prasasti Muara Cianten
- Prasasti Pasir Awi
- Prasasti Yupa
- Teks Proklamasi
- Tengkorak Manusia Fosil Ngawi I
- Benteng Belgica
- Benteng Duurstede
- Benteng Marlborough
- Benteng Van der Wijck
- Benteng Vastenburg
- Gedung Bank Indonesia
- Gedung Dwi Warna
- Gedung Merdeka
- Gedung NIAS
- Gedung Pancasila
- Gedung Perundingan Linggarjati
- Gedung Petronella
- Gedung PTPN XI Surabaya
- GPIB Immanuel Jakarta
- GPIB Sion Jakarta
- Hotel Majapahit
- Hotel Savoy Homann
- Candi Jabung
- Kantor Pos Besar Bandung
- Lawang Sewu
- Masjid Agung Surakarta
- Monumen Pers Nasional
- Museum Asi Mbojo
- Museum Geologi Bandung
- Gedung Kebangkitan Nasional
- Museum Nasional
- Museum Sumpah Pemuda
- Observatorium Bosscha
- Pesanggrahan Ngeksiganda
- Rumah Pengasingan Bung Hatta
- Rumah Pengasingan Bung Karno
- Rumah Rasuna Said
- Eks Rumah Raden Saleh
- RSUP dr. Kariadi
- Rumah Tjong A Fie
- Rumah W. R. Soepratman
- Stasiun Yogyakarta
- Benteng Oranje
- Benteng Victoria
- Candi Ceto
- Candi Jawi
- Candi Penataran
- Fort Rotterdam
- Gereja Katedral Jakarta
- Gua Braholo
- Gua Sunyaragi
- GPIB Immanuel Semarang
- Gunung Padang
- Istana Bung Hatta
- Kalimbuang Bori
- Kete Kesu
- Leang Timpuseng
- Liang Bua
- Makam Kyai Mojo
- Masjid Agung Demak
- Masjid Istiqlal
- Masjid Raya Al-Ma’shun
- Museum KA Ambarawa
- Museum Kirti Griya
- Perahu Kuno Rembang
- Pugung Raharjo
- Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo
- Stasiun Radio AURI
Artikel bertopik budaya ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
- l
- b
- s